Gempa Bumi Online

http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Geofisika/Gempabumi_Terkini.bmkg

Minggu, 17 Oktober 2010

Ruang dan Waktu


Sebuah kisah menarik yang sering luput dari perhatian kita, Kita coba hantarkan. Melanjutkan kajian sebelumnya, memasuki pengetahuan, pengertian dan pemahaman mengenai sang WAKTU , dimana dahulu telah diulas mengenai Mi'raj Nabi SAW.

"Berkata Sulaiman : "Hai pembesar-pembesar, siapakah diantara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya (ratu bilqis) kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang yang berserah diri. "Berkata ifrit (yang cerdik) dari golongan jin :"Aku akan datang kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu ; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya. Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari kitab : "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip. "Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana tersebut itu terletak di hadapannya, Ia-pun berkata :" Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba apakah aku bersyukur atau mengingkari nikmatNya. Dan barangsiapa bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Mulia."
(QS di surat Al-Naml, 38 s/d 40 ).

Kisah ini sering diceritakan para orang tua kita dahulu, untuk menidurkan kita saat kecil dahulu. Pertanyaannya ; Bagaimana seorang ahli kitab mampu memindahkan singgasana Ratu Bilqis hanya dalam setengah kedipan mata saja.?. Mungkinkah klenik..?. Mana mungkin bahkan Jin yang paling sakti pun tidak mampu melakukan itu. Ilmu apa yang dipelajari dari Al-Kitab tersebut, kitab apakah itu..?. Sehingga orang tersebut memiliki kemampuan luar biasa..?. Apakah kita orang Islam jaman sekarang ini, dapat mempelajari dan memiliki kemampuan yang sama ?. Bukankah Al qur’an senantiasa up to date, apa yang diceritakan adalah suatu kebenaran adanya, dan dapat dibuktikan kebenarannya..?. Maka bukanlah suatu hal yang tidak mungkin, jika umat Islam di jaman ini ada yang sanggup melakukan hal yang sama..?. Bagaimana menjelaskannya..?. Marilah kita coba membuka cakrawala diri kita.

Hablum Minallah dan Hablum Minannas



Sering kali dalam kehidupan sehari kita mendengar kata tersebut; Hablum Minallah dan Hablum Minannas. Dan banyak pula yang mengatakan, hubungan kita (manusia) dengan Allah itu mudah, bahkan ada yang mengatakan sangat mudah. Namun hubungan kita dengan manusia tidaklah demikian (mudah) melainkan sulit. ketika kita melukai seorang manusia tanpa kesengajaan, apa lagi dengan sengaja, Allah takkan mengampuni kita sebelum orang yang kita lukai memaafkan kita. Banyak atau malah mungkin mayoritas dari manusia menyangka, mengira, mempercayai dan meyakini bahwa Hablum Minallah dan Hablum Minannas sesuatu yang terpisah. sesuatu yang tidak terkait antara dasar (hakikat) berhubungan dengan Allah dan sikap/akhlaq (pedoman) berhubungan dengan manusia.

Sebelum kita membahasnya, mari kita cermati ayatnya secara runut bahasa;

[3:112] Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan (kemudian) tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.

Kalau kita cermati ayat diatas tentu kita akan paham, bahwa kemuliaan didunia akan mudah diperoleh jika tali  (hubungan) dengan Allah dan kemudian tali (interaksi) dengan manusia yang kita lakukan adalah baik.

Posisi Pengunjung

IP

Pengunjung Online

Artikel Menurut Anda?